Imam
asy-Syafi’i adalah seorang ulama besar yang terkenal dengan kecerdasan dan
kata-kata mutiara yang penuh hikmah. Buktinya, beliau mampu menyusun kata-kata
mutiara yang mendalam dalam bait-bait syair. Syair-syair beliau dibukukan dan
dinamai Diwan asy-Syafi’i.
Di antara
syair beliau yang sangat baik kita renungkan maknanya adalah nasihat beliau
agar seseorang merantau, meninggalkan zona nyamannya menuju wilayah baru,
suasana baru, pengalaman baru, dan berkenalan dengan orang-orang baru pula.
Nasihat tersebut disusun dalam bait syair berikut ini…
مَا
فِي المُقَامِ
لِذِيْ عَقْلٍ
وَذِيْ أَدَبٍ مِنْ رَاحَةٍ
فَدعِ الأَوْطَانَ
واغْتَرِب
سَافِرْ
تَجِدْ عِوَضاً
عَمَّنْ تُفَارِقُهُ وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ
الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي
رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءَ
يُفْسِدُهُ إِنْ سَاحَ
طَابَ وَإنْ
لَمْ يَجْرِ
لَمْ يَطِبِ
وَالأُسْدُ
لَوْلَا فِرَاقُ
الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ
القَوْسِ لَمْ يُصِبْ
وَالشَّمْسُ
لَوْ وَقَفَتْ
فِي الفُلْكِ
دَائِمَةً لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ
عُجْمٍ وَمِنَ
عَرَبِ
وَالتُرْبُ
كَالتُرْبِ مُلْقًى فِي
أَمَاكِنِهِ وَالعُوْدُ فِي أَرْضِهِ
نَوْعٌ مِنْ
الحَطَبِ
فَإِنْ
تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ
مَطْلُبُهُ وَإِنْ تَغَرَّبَ
ذَاكَ عَزَّ
كَالذَّهَبِ
#-Merantaulah…-
Orang
berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan
negerimu dan hidup asing (di negeri orang).#
#Merantaulah…
Kau akan
dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah,
manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.#
# Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika
mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.#
#Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak
panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.#
#Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam.. tentu
manusia bosan padanya dan enggan memandang.#
#Bijih emas tak ada bedanya
dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang). Kayu gaharu tak ubahnya
seperti kayu biasa jika di dalam hutan.#
#Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang
tinggi nilainya. Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai
sebagai emas murni.#
————————————————————————
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung
halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)
————————————————————————
Sumber: Diwan
al-Imam asy-Syafi’i. Cet. Syirkah al-Arqam bin Abi al-Arqam.
Beirut. Hal. 39