.

Pages

Jumat, 24 Oktober 2014

Lidah Sang Pena



Engkau pikir, siapa yang kau lempari?
Lelembut gunung yang tak punya hati?
Iya?
Padahal engkau tidak kenali diri..
Engkau pikir, apa yang kau duduki?
Apa?
Kotoranmu menumpuk di atas tahta!
Kotor!
Engkau bahkan tidak pernah bersuci!
Bagimu, ini fiksi yang menyakiti.
Iya?
Tidakkah kejujuran itu terlihat? Hah?!
Engkau bodoh! Jangan potong lidahku!
Tapi benahi langkahmu
By Dambulla 

Kamis, 23 Oktober 2014

METABOLISME

 
Metabolisme adalah total keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam sel. Metabolisme terdiri atas 2 jenis, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme adalah pemecahan molekul kompleks menjadi lebih kecil, sederhana dan disertai pelepasan energi. Pelepasan energi ini dapat atau tidak dapat digunakan untuk mendorong reaksi lainnya. Anabolisme adalah sintesis molekul kompleks dari beberapa molekul sederhana dan memerlukan sejumlah energi. Pembahasan metabolisme tidak terlepas dari konsep termodinamika.

Rabu, 15 Oktober 2014

Hipertensi

PENDAHULUAN
Tekanan darah arteri sistemik, dihasilkan oleh kontraksi ventrikel kiri dan resistensi dari arteri dan arterial. Tekanan darah sistolik terjadi saat jantung memompakan darah ke sirkulasi sistemik, sedangkan tekanan darah diastolik terjadi saat pengisian darah ke jantung. Selisih antara Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan Tekanan Darah Diastolik (TDD), disebut tekanan nadi. Tekanan darah dikontrol oleh Cardiac Output (CO), dan resistensi perifer total, serta bergantung kepada jantung, pembuluh darah, volume cairan ekstraseluler, ginjal, sistem syaraf, dan faktor humoral. CO ditentukan oleh stroke volume (isi sekuncup) dan frekuensi denyut jantung (heart rate).

Sumber: William B. Pharmacologic Treatment of Hypertension In: Comprehensive Clinical Nephrology 4th ed. Floege J, Johnson RJ, Feehally J (eds). Elsevier Sanders, St. Louis, Missouri 2010: 430-444

Selasa, 14 Oktober 2014

SEDIAAN STERIL OBAT TETES HIDUNG (NASAL DROPS)

I.       PENDAHULUAN
DEFINISI
Ø   BP 2002, hal 1879
ü  Sediaan hidung adalah cairan,  semisolid  atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif. Sediaan hidung sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negative pada fungsi mukosa hidung dan silianya. Sediaan hidung mengandung air pada umumnya isotonik dan mungkin berisi eksipien, sebagai contoh bahan untuk adjust viskositas sediaan, untuk adjust atau stabilisasi pH, untuk meningkatkan kelarutan zat aktif atau kestabilan sediaan.
ü   Sediaan   hidung   disediakan  dalam kemasan dosis tunggal atau dosis ganda, diberikan jika perlu dengan suatu alat yang dirancang untuk menghindari paparan kontaminan.
ü  Kecuali jika dibenarkan dan diijinkan sediaan hidung mengandung air disediakan dalam kemasan dosis ganda berisi suatu bahan pengawet antimikroba dalam konsentrasi yang sesuai, kecuali zat aktif sediaan tersebut mempunyai aktivitas antimikroba yang cukup.
ü     Beberapa kategori dari sediaan hidung dapat dibedakan sbb:
Nasal drops dan liquid nasal spray
Nasal powders/bedak hidung
Semisolid nasal preparations/sediaan hidung semisolid
Nasal washes/pencuci hidung
Nasal sticks
Ø FI III,  hal 10 :
ü  Obat tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet.
Ø Repetitorium,  hal 44
ü  Obat tetes hidung adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan dengan jalan meneteskannya atau menyemprotkannya ke dalam lubang hidung pada daerah nasopharyngeal.
Ø BP 2001,  hal  1796
ü  Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung.
Penggunaan OTH :
Repetitorium :
Pada umumnya mengandung zat aktif seperti antibiotik, sulfonamide, vasokonstriktor, germisid atau antiseptika dan lokal anestetika.
Bentuk sediaan
Pada dasarnya sediaan obat tetes hidung sama dengan sediaan cair lainnya karena bentuknya larutan atau suspensi.

Sabtu, 11 Oktober 2014

HAL-HAL PENTING untuk SEDIAAN STERIL

Ø STABILITAS ZAT AKTIF (pada pH berapa) sedapat mungkin diketahui, jangan hanya mencantumkan “zat aktif X stabil pada larutan asam atau larutan netral” Pastikan pH stabilnya, jangan juga hanya mencantumkan “Stabilitas zat aktif X dalam dapar berair (pH 4,5; 7,0; 9,0)” à sedapat mungkin dicari berapa pH stabilitasnya. Dipastikan data stabilitas yang diperoleh lengkap. Sedapat mungkin dicari laju penguraian dari zat aktif tersebut.  Contoh: bila banyak masalah untuk dibuat larutan, pH rendah hingga 2, dapat saja dibuat rekonstitusi. Larutan untuk renkonstitusi dapat dibuat pada pH darah jika laju penguraian memungkinkan. Penguraian tidak segera terjadi pada pH netral dan suhu tertentu. Selain itu, dapat digunakan anestetika local.
Ø  Sediaan OTT sebaiknya dalam keadaan steril walaupun tidak dipersyarakan harus steril menurut farmakope.

KRIM STERIL

Apabila sediaan terutama ditujukan untuk penggunaan pada luka terbuka yang besar atau pada kulit yang terluka parah, maka krim harus steril. Sediaan harus memenuhi uji serilitas. (BP ’93 hal.756). Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan krim steril antara lain adalah:

ü  Metode/prosedur pembuatan. (Van Duin).

Pembuatan basis krim steril :

Ø Semua bahan yang larut air ditempatkan dalam cawan dan disterilkan pada 115-116°C selama 30 menit.
Ø Semua bahan larut minyak ditempatkan pada cawan dan disterilkan pada suhu 170°C selama 1 jam dalam oven.
Ø Campur fasa minyak dan air dafam mortir, gerus hingga terbentuk basis krim yang homogen.

OBAT TETES TELINGA

A.      PENDAHULUAN
1.     DEFINISI
•  FI III , hal 10
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
FI IV, hal 15
Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. (FI IV,  hal 18)
The Pharmaceutical Codex, hal 158
Tetes telinga adalah larutan, suspensi, atau emulsi dari satu atau lebih zat aktif dalam air, dilarutkan dalam etanol, gliserin, propilenglikol, atau pembawa lain yang cocok.
BP 2002, hal 1865
Tetes telinga adalah larutan, emulsi, atau suspensi dari satu atau lebih bahan aktif dalam cairan pembawa yang sesuai untuk digunakan pada ‘auditory meatus’ tanpa menghasilkan tekanan yang berbahaya pada gendang telinga.