.

Pages

Sabtu, 11 Oktober 2014

TABLET SALUT

A.  Prinsip-prinsip penyalutan tablet
Tujuan untuk menyalut tablet biasanya di dasarkan atas salah satu atau beberapa tujuan berikut :
1.    Untuk menutupi rasa, bau, atau warna obat
2.   Untuk memberikan perlindungan fisik atau kimia pada obat
3.    Untuk mengendalikan pelepasan obat dari tablet
4.  Untuk melindungi obat dari suasana asam lambung, dengan menyalutnya dengan salut enterik tahan asam
5.   Untuk menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan untuk menghindari tidak tercampurnya obat secara kimia, atau untuk menjamin terselenggaranya pelepasan obat secara berurutan
6.  Untuk memperbaiki penampilan obat dengan menggunakan warna khusus
B.   Komponen utama penyalutann tablet
1.    Sifat-sifat tablet
a.   Tablet harus tahan terhadap abrasi atau gumpil, agar mampu menahan benturan sesama tablet atau benturan tablet dengan dinding panci karena dalam proses penyalutan tablet-tablet bergulir di dalam panci atau berhamburan di dalam aliran udara dari suatu penyalut suspensi udara ketika proses penyalutan berlangsung
b.      Tablet harus memiliki permukaan yang halus
c.   Bentuk fisik tablet idealnya bulat yang memungkinkan tablet tersebut bergulir bebas di dalam panci penyalut, dengan kontak sekecil mungkin antara sesama tablet
d.  Permukaan tablet yang hidrofobik sukar disalut dengan penyalut yang bahan dasarnya air, karena penyalut tersebut tidak membasahi permukaan tablet. Walaupun demikian, susunan formulasi penyalut dapat disesuaikan dengan penambahan surfaktan yang tepat untuk mengurangi tegangan permukaan dari campuran penyalut, dan untuk memperbaiki adhesi bahan penyalut
2.   Proses penyalutan
Prinsip penyalutan tablet adalah pemakaian suatu campuran penyalut pada sejumlah tablet yang bergerak dengan menggunakan udara panas untuk mempermudah penguapan pelarut.
Peralatan
(1)     Panci penyalut standar
(2) Panci penyalut berlubang à dipakai secara luas di industri karena merupakan sistem pengering yang efisien dengan kapasitas penyalutan yang besar, dan dapat dibuat otomatis seluruhnya, baik untuk penyalutan gula maupun untuk penyalutan dengan lapisan tipis.
(3)     Penyalut bahan cair (Suspensi udara)
Tolok ukur proses penyalutan
(1)     Kapasitas udara
Menggambarkan jumlah air atau pelarut yang dapat dihilangkan selama proses penyalutan, yang tergantung pada jumlah aliran udara melalui tumpukan tablet, temperatur udara, dan jumlah air yang terkandung dalam udara masuk.
(2)     Komposisi penyalut
Penyalut mengandung bahan yang akan dilekatkan ke permukaan tablet, dan juga menhandung pelarut yang bertindak sebagai pembawa bahan-bahan tersebut. Pelarut ini harus dihilangkan selama proses penyalutan.
(3)     Luas permukaan tablet
(4)    Efisiensi peralatan
C. Proses-proses penyalutan tablet
Jenis proses yang dipilih tergantung pada jenis penyalut yang akan dipakai, kekerasn inti tablet, dan kehematan proses.
(1)     Penyalutan Gula (Salut Gula)
Proses dasar penyalutan gula :
a.       Seal Coating (Penyalutan lapisan penutup)
Untuk mencegah penyusupan air ke dalam inti tablet, perlu diberikan suatu lapisan penutup. Contoh Formula larutan lapisan penutup (Sealant) : Selulosa asetat ftalat, Zein, asam oleat, propilen glikol, propilen glikol 4000, metilen klorida, alkohol.
b.       Sub Coating (Pelapisan dasar)
Digunakan untuk membulatkan tepi tablet dan meningkatkan ukuran tablet. Tahap pelapisan dasar ini terdiri dari pemakaian larutan pengikat yang lekat, diikuti dengan penaburan bubuk pelapis dasar secara bergantian, disusul oleh pengeringan. Contoh formula larutan pelapis dasar : gelatin, akasia, gula, sirup jagung, sirup, air.
c.        Syrup Coating (Smoothing/Color)
Tujuan untuk menutupi dan mengisi cacat pada permukaan tablet yang disebabkan oleh tahap pelapisan dasar, dan untuk memberikan warna yang diinginkan bagi tablet. Pelapisan dengan sirup biasanya terdiri dari tiga fase dasar: sirup kasar, sirup kental, sirup biasa
d.       Polishing (Pengkilapan)
Tablet dapat dikilapkan di dalam panci penyalut standar yang bersih, atau di dalam panci pengkilap berlapis kanvas dengan memakai bubuk lilin (lilin lebah atau karnauba) secara hati-hati ataupun dengan memakai larutan yang hangat dari lilin-lilin ini di dalam pelarut yang mudah menguap dan sesuai. Contoh formula larutan pengkilap : wax carnauba yellow, beeswax white, wax parrafin, naphtha
(2)     Penyalutan dengan Lapisan Tipis (Salut Film)
(a)    Metode Panci Tuang
(b)   Metode Panci Semprot
(c)    Proses Fluidized Bed
Bahan-bahan yang digunakan dalam penyalutan lapis tipis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.   Larut dalam pelarut yang digunakan untuk persiapan penyalutan
2.  Larut dalam keadaan tertentu yang dimaksud misalnya kelarutan yang mudah dalam air, lambat larut dalam air, atau kelarutan yang tergantung pada pH (lapisan enterik)
3.   Kemampuan untuk menghasilkan produk yang tampak anggun
4. Stabilitas dalam keadaan panas, cahaya, kelembapan, udara dan substrat yang akan di salut. Sifat-sifat lapisan tipis harus tidak berubah dengan berlalunya waktu
5.  Tidak memiliki warna, rasa, ataupun bau
6.  Serasi dengan aditif larutan penyalut pada umumnya
7. Tidak toksis, tidak mempunyai kegiatan farmakologis, dan mudah dipakai ke partikel atau tablet
8. Tahan retakan dan dilengkapi dengan pelindung obat terhadap kelembapan, cahaya, dan bau bila perlu
Komponen Penyalutan dengan Lapisan Tipis
(1)   Pembentuk lapisan tipis
Klasifikasi Pembentuk Lapisan Tipis:
(a)    Bahan non enterik ; HPMC, MHC, Etil selulosa, HPC, Povidon, Na-CMC, PEG, Polimer-polimer akrilat (Eudragit®)
(b) Bahan enterik ; Selulosa asetat ftalat, polimer-polimer akrilat, HPMC ftalat, PVA ftalat
(2)  Pelarut
Fungsi : melarutkan atau mendispersikan polimer-polimer dan zat tambahan lain, serta membawanya ke permukaan substrat. Contoh : air, etanol, metanol, isopropanol, kloroform, aseton, metiletilketon, dan metilen klorida.
(3)   Plastisizer
Suatu bahan pembentuk plastik eksternal dapat berupa cairan yang tidak mudah menguap, atau polimer lain, yang apabila dicampur dengan pembentuk lapisan tipis polimer utama, mengubah fleksibilitas, kekuatan tegangannya, atau sifat adhesi dari lapisan yang dihasilkan. Contoh minyak jarak, , Propilen Glikol, gliserin, PEG 200-400 dengan berat molekul yang kecil, dan surfaktan-surfaktan seperti tween, span, ester-ester asam organik.
(4) Colorants (Bahan pewarna)
(5) Opaquant-extenders (zat yang memperluas keburaman) Untuk mendapatkan warna-warna yang lebih buram dan meningkatkan penutupan lapisan tipis. Contoh titanium dioksida, silikat (talk, aluminium silikat), karbonat (magnesium karbonat), sulfat (kalsium sulfat), oksida (magnesium oksida), dan hidroksida (aluminium hidroksida)
(6) Bahan-bahan khusus dalam larutan penyalut
Pemberi aroma dan pemberi rasa manis (untuk menutupi bau yang tidak disukai atau untuk mendapatkan rasa yang diinginkan), surfaktan (untuk melarutkan bahan yang tidak dapat bercampur atau yang tidak dapat larut, atau untuk memudahkan pelarutan penyalut dengan lebih cepat), antioksidan (untuk kestabilan sistem zat warna terhadap oksidasi dan perubahan warna), antimikroba (untuk mencegah tumbuhnya bakteri dalam komposisi penyalut selama pembuatan dan penyimpanan, dan pada tablet-tablet yang di salut)
D.  Kerusakan yang terjadi pada salut film
(1)     Perlekatan dan penggumpalan
Keadaan lapisan tipis terlalu basah atau terlalu lengket menyebabkan tablet melekat satu dengan yang lainnya, atau melekat pada panci penyalut
Solusi : jumlah cairan yang digunakan dikurangi, sehingga dapat mempercepat atau meningkatkan temperatur udara pengering dan volume udara.
(2)     Kekasaran
Terjadi apabila larutan penyalut digunakan dengan penyemprotan
(3)     Efek kulit jeruk
Penyebaran larutan penyalut yang tidak seimbang sebelum pengeringan menyebabkan suatu lekukan-lekukan seperti ”kulit jeruk” pada penyalut. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran dihalangi oleh pengeringan yang terlalu cepat atau oleh viskositas larutan yang tinggi.
Solusi : Mengencerkan larutan dengan larutan tambahan
(4)    Bridging dan pengisian
(5)     Melepuh
(6)    Pengabutan
(7)     Variasi warna
(8)    Pemecahan
Pustaka : Teori dan praktek Farmasi industri, Edisi ketiga jilid 2, Leon Lachman, hal 738-791


0 komentar:

Posting Komentar