.

Pages

Selasa, 14 Oktober 2014

SEDIAAN STERIL OBAT TETES HIDUNG (NASAL DROPS)

I.       PENDAHULUAN
DEFINISI
Ø   BP 2002, hal 1879
ü  Sediaan hidung adalah cairan,  semisolid  atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif. Sediaan hidung sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negative pada fungsi mukosa hidung dan silianya. Sediaan hidung mengandung air pada umumnya isotonik dan mungkin berisi eksipien, sebagai contoh bahan untuk adjust viskositas sediaan, untuk adjust atau stabilisasi pH, untuk meningkatkan kelarutan zat aktif atau kestabilan sediaan.
ü   Sediaan   hidung   disediakan  dalam kemasan dosis tunggal atau dosis ganda, diberikan jika perlu dengan suatu alat yang dirancang untuk menghindari paparan kontaminan.
ü  Kecuali jika dibenarkan dan diijinkan sediaan hidung mengandung air disediakan dalam kemasan dosis ganda berisi suatu bahan pengawet antimikroba dalam konsentrasi yang sesuai, kecuali zat aktif sediaan tersebut mempunyai aktivitas antimikroba yang cukup.
ü     Beberapa kategori dari sediaan hidung dapat dibedakan sbb:
Nasal drops dan liquid nasal spray
Nasal powders/bedak hidung
Semisolid nasal preparations/sediaan hidung semisolid
Nasal washes/pencuci hidung
Nasal sticks
Ø FI III,  hal 10 :
ü  Obat tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet.
Ø Repetitorium,  hal 44
ü  Obat tetes hidung adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan dengan jalan meneteskannya atau menyemprotkannya ke dalam lubang hidung pada daerah nasopharyngeal.
Ø BP 2001,  hal  1796
ü  Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung.
Penggunaan OTH :
Repetitorium :
Pada umumnya mengandung zat aktif seperti antibiotik, sulfonamide, vasokonstriktor, germisid atau antiseptika dan lokal anestetika.
Bentuk sediaan
Pada dasarnya sediaan obat tetes hidung sama dengan sediaan cair lainnya karena bentuknya larutan atau suspensi.


II.   FORMULA
Formula umum (Fornas) :
Bentuk larutan
Bentuk suspensi
Zat aktif
Antioksidan (bila perlu)
Pendapar
Pengisotonis
Pelarut
Pengental
Zat aktif
Pensuspensi
Pengental
Pendapar
Pembawa


Bahan pembantu
a.     Cairan pembawa
ü Umumnya digunakan air. Cairan pembawa sedapat mungkin mempunyai pH antara 5,5 – 7,5; kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis.
ü Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa obat tetes hidung.
(FI III, hal 10)
           Catatan (Repetitorium) :
1.    Dalam pembawa minyak yang dulu digunakan untuk aksi depo sekarang tidak lagi digunakan karena dapat menimbulkan pneumonia lipoid jika masuk mencapai paru-paru.
2.   Sediaan OTH tidak boleh mengganggu aksi pembersih cilia ephitelia pada mukosa hidung. Hidung yang berfungasi sebagai filter yang harus senantiasa bersih. Kebersihan ini dicapai dengan aktivitas cilia yang secara aktif menggerakkan lapisan tipis mukosa hidung pada bagian tenggorokan.
3.    Agar aktivitas cilia ephitelial tidak terganggu, maka :
ü Viskositas larutan harus seimbang dengan visoksitas mucus hidung (The art of compounding, hal 253) pH seksresi hidung dewasa sekitar 5,5-6,5 sedangkan anak-anak sekitar pH 5-6,7
ü pH sediaan sedikit asam mendekati netral.
ü Larutan isotonis atau larutan sedikit hipertonis.
ü Cairan pembawa lain : propilen glikol dan paraffin liquid.
4.  pH larutan dan zat pendapar (FI, Fornas, Repetitorium)
ü pH sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 - 6,5 dan pH sekresi anak-anak antara 5,0 - 6,7. Jadi dibuat pH larutan OTH antara pH 5 - 6,7.
ü Kapasitas dapar OTH sedang dan isotonis atau hampir isotonis.
ü Disarankan menggunakan dapar fosfat pH 6,5 atau dapar lain yang cocok pH 6,5 dan dibuat isotonis dengan NaCl.
b.  Pensuspensi (FI III hlm 10)
Dapat digunakan sorbtan (span), polisorbat (tween) atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak boleh melebihi 0,01 % b/v.
c.   Pengental (repetitorium, fornas)
Untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mucus hidung (agar aksi cilia tidak terganggu) sering digunakan :
ü   metil selulosa (tylosa) = 0,1 – 0,5 %
ü   CMC-Na = 0,5 – 2 %
Larutan yang sangat encer/kental menyebabkan iritasi mukosa hidung
d.  Pengawet (FI III, Fornas)
Pengawet antimikroba digunakan sama dengan yang digunakan dalam pengawet pada larutan obat tetes mata.
Umumnya digunakan :
ü   benzolkonium klorida = 0,01 – 0,1 % b/v
ü   klorbutanol = 0,5 – 0,7 % b/v
e.   Tonisitas (Repetitorium)
Kalau dapat larutan dibuat isotonis (0,9 % NaCl) atau sedikit hipertonis dengan memakai NaCl atau dekstrosa.
f.    Sterilitas
Sediaan hidung steril disiapkan menggunkaan metode dan material yang dirancang untuk memastikan sterilitas dan untuk menghindari paparan dari kontaminan dan pertumbuhan dari jasad renik; rekomendasi pada aspek ini disiapkan dalam bentuk teks pada metode produksi sediaan yang steril (BP 2001).

III.   STERILISASI
Cara-cara Sterilisasi (FI IV hal.1112, FI III hal 18), lihat sterilisasi OTM
SUSPENSI DENGAN PEMBAWA MINYAK
a.   Suspending agent dicampurkan bersama minyak kemudian disterilkan dalam oven.
b.  Zat berkhasiat yang telah ditimbang digerus berturut-turut dalam mortar steril dan dicampur dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus.
c.   Suspensi ini dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan volume akhir dicapai dengan menambahkan minyak steril (tanpa suspending agent).
d.  Sambil diaduk suspensi yang sudah homogen dituang ke dalam wadah tetes hidung steril yang telah dikalibrasi.

IV.   EVALUASI DAN PENYIMPANAN
EVALUASI
ü  Evaluasi sediaan mengacu pada evaluasi OTM.
ü Keseragaman bobot dilakukan unutk sediaan tetes hidung berupa larutan : Timbanglah masa sediaan tetes hidung secara individu sepuluh wadah dan tentukan rata-rata bobotnya. Tidak lebih dari dua bobot individu menyimpang dengan lebih dari 10 % dari rata-rata bobot dan sama sekali tidak menyimpang lebih dari 20%.
ü  Keseragaman isi dilakukan untuk sediaan tetes hidung berupa emulsi atau suspensi.

WADAH DAN PENYIMPANAN
Penyimpanan dilakukan di dalam suatu wadah yang tertutup baik, jika sediaan steril simpanlah di dalam wadah steril yang kedap udara.
Label sediaan tetes hidung harus mengandung hal-hal berikut (BP 2001):
ü Nama dan jumlah bahan aktif
ü Isntruksi penggunaan sediaan tetes hidung
ü Tanggal kadaluarsa
ü Kondisi penyimpanan sediaan tetes hidung.

V.   SEDIAAN DI PUSTAKA
Ø  Tetes hidung Efedrin (Fornas, hal 118)
Efedrin HCl ............................. 100 mg
NaCl........................................ 50 mg
Klorbutanol.............................. 50 mg
Propilenglikol........................... 500 µL
Aqua destiata hingga.............. 10 mL
Ø Tetes hidung Antazolin-Nafazolin (Fornas, hal 29)
Antazolin HCl............................... 50 mg
Nafazolin Nitrat............................ 2,5 mg
Aqua destilata.............................. 3 mL
Pelarut hingga 10 mL terdiri dari :
Klorbutanol................................... 60 mg
HPMC-200 cP............................... 140 mg
NaCl............................................. 130 mg
Aqua hingga................................. 10 mL
Ø Tetes hidung Adrenalin (Fornas h.120)
Adrenalin bitartrat........................... 182 mg
Klorbutanol...................................... 50 mg
Natrium pirosulfit............................. 10 mg
Propilenglikol.................................. 500 mg
Aquadest hingga............................. 10 mL
Ø Tetes hidung nafazolin K (Fornas h.202)
Nafazolin NO3................................ 5 mg
Senzokonlurn klorida...................... 1 mg
NaHPO4......................................... 22 mg
Na2HPO4....................................... 36 mg
NaCl................................................ 70 mg
Aquadest hingga............................. 10 mL
Ø Tetes hidung antazolin – Fenilefrina (Fornas h.31)
Antazilin HCl................................... 12,5 mg
Phenylephrin HCl............................ 25 mg
Natrium sulfite................................. 1,25 mg
NaH2PO4....................................... 33,3 mg
KH2PO4....................................... 16,7 mg
NaCl................................................ 25,8 mg
Metilselulosa-4000cP...........................10 mg
Benzalkonium klorida..................... 2 mg
KCl.................................................. 34,4 mg
Aquadest hingga............................. 10 mL
Ø Tetes hidung Oksimetazolin Hidroklorida (FI IV h. 638, USP 26 p.1374).
Ø Tetes hidung Fenilefrina hidroklorida (FI III h. 490)
Ø Tetes hidung Nafazolin Hidroklorida (FI III h.392-393, USP 26 p.1272)
Ø Tetes hidung Flunisolide (USP 26 p.799)
Ø Tetes hidung Oxytocin (USP 26 p.1386)
Ø Tetes hidung Tetrahydrozoline hydrochloride (USP 26 p.1798)
Ø Tetes hidung xylometazoline hydrochloride (USP 26 p.1946)
Ø Tetes hidung phenylephrine hydrochloride (USP 26 p.1460)
Ø Tetes hidung ephedrine (BP 2001 p. 2055)
Ø Tetes hidung xylometazoline (BP 2001 p.2457)

0 komentar:

Posting Komentar